Entah lah..
Jari yang ini yeng menuliskan
Ungkapan-ungkapan kecil mata hati
Membentuk alunan tulisan
Yang kadang lebih indah dari pelangi
Atau malah lebih kelam daripada hitam
Hati ini menuntun
Menjadi mata kemana aku harus memulai
Dan penjadi penyiksa ketika jari ini tak ingin memulai
Di tengah detik jam yang terus berputar di malam ini. Entah kenapa selau hadir pikiran2 yang kemudian mengganjal hati. Aku tak ingin lagi menyalahkan waktu. Karena memang dalam hal ini bukan masalah mengenai waktu. Di malam ini, yang hadir di otakku adalah perasaan. Aku berpikir tentang perasaan.
“Karena mungkin memang, orang hanya mau membagi hatinya dengan orang yang mau berbagi hati, bukan dengan orang yang hanya mau menerima hati, namun orang tersebut tak ingin berbagi hati”
Kemunkinan itu aku dapat setelah aku mencoba mengamati apa yang ada di sekelilingku. Teman, sahabat, keluarga atau mungkin bahkan pacar semuanya demikian. Hanya mau berbagi hati dengan orang yang mau berbagi hati dan bukan hanya yang ingin menerima hati saja. Lalu kalau demikian, bagaimana nasib orang yang memang dari awalnya sulit untuk berbagi hati? Dengan orang yang sebenarnya ingin berbagi hati namun tak ada yang ingin membagi hati dengannya? Bukankah ini tidak adil? Oh, mungkin yang tidak adil itu aku. Sebab, aku yang membuat sendiri pikiran ini.
Aku menjelma menjadi seorang yang egois ternyata. Karena aku memperjuangkan hatiku sendiri. Banyak yang ingin membagi hatinya denganku, namun tameng keegoisanku yang menutupinya. Aku berjalan sendiri dalam perang, aku tak menghiraukan semuanya. Hingga aku sadar, hanya aku yang tertusuk pedang dalam perang ini. Aku terluka.
Namun, entah kenapa orang-orang yang ingin membagi hatinya denganku malah tetap menghiraukan lukaku. Mereka datang, menuntunku, mencoba mencarikan kesembuhan untukku. Sampai aku tak sadar, bahwa mungkin diantara mereka ada juga yang terluka karena lukaku.
Maafkan aku, tak selayak dan sepantasnya. Kita hancur hanya karena satu alasasn : KEEGOISAN.
0 komentar:
Posting Komentar