Disini tertulis segala hal yang menjadi bagian dari goresan di atas kertas kehidupan sebagai sketsa dari gambar yang membentuk diriku.

Sabtu, 16 Januari 2016

Unidentified - Part 1

Aku ingin menuliskan pengalamanku yang mungkin bisa aku ingat sepanjang hidupku. Masa dimana sepertinya aku merasa “aneh”. Entahlah, sulit sih untuk menggambarkannya.
Suatu hari di tahun 2015, aku merencanakan sebuah liburan ke Pandawa Water Park di Solo. Hari minggu di minggu terakhir bulan Maret, aku ke solo berkunjung dan menginap di salah satu sahabatku. Saat itu sebenarnya aku sudah merasa tidak enak badan, namun membayangkan besok senin aku akan bersenang-senang cukup menguatkanku untuk meyakinkan diri bahwa aku sehat-sehat saja. Walau pun malamnya aku pun tetap tidak bisa tidur, aku hanya berpikir mungkin penyebabnya karena adaptasi di tempat yang baru.
Salah satu capture photo di salah satu sudut Pandawa Water Park

Hari senin itu tiba, menyenangkan sekali aku bisa bermain dengan air, mencoba berbagai wahana yang ada disana. Berbekal kartu mahasiswa dan weekday, aku bisa mendapatkan potongan harga tiket masuk yang lebih murah. Aku sangat menikmati suasana saat itu. Dari pagi sampai tengah hari, berenang, basah, dan kepanasan.

Namun, yang akan aku ceritakan bukan saat aku berada di sana. Aku ingin bercerita mengenai kejadian yang terjadi setelah hari itu.

Masih ingat hari itu hari senin? Sorenya setelah puas berenang. Aku pulang ke jogja. Kembali ke kosan. Aku belum merasakan hal aneh yang terjadi. Hal itu baru aku rasakan pada malam harinya.
Biasanya ketika aku tidak bisa tidur, hanya dengan mendengarkan radio, atau mendengarkan musik instrumental favoritku, hanya dengan sekali atau dua kali putar saja aku bisa tertidur. Namun entah kenapa malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur. Aku hanya berguling-guling di atas tempat tidurku. Mataku terpejam, namun rasanya pikiranku masih hidup. Musik instrumentalku masih berputar, aku masih sadar bahkan aku bisa menghitung sudah berapa kali musik itu berputar ulang. Ku ganti dengan menghidupkan radio, dan rasanya masih sama. Aneh. Ada yang aneh dengan diriku, dengan tubuhku. Aku selalu berusaha untuk tidur, namun setiap kali menengok jam dan melihat jam sudah berada pada posisi dini hari, semakin paniklah pikiranku. “Aku harus tidur. Aku harus tidur. Aku ingin tidur.” Kata-kata itu terus menari-nari dalam pikiranu bahkan masih bisa mendengarkan setiap kata yang muncul di radio. Ketika sampai kudengar adzan subuh, Ya Tuhan aku belum tidur. Dan aku merasa aneh.

Ya kalian tau bagaimana rasanya menjalani hari ketika malam sebelumnya kalian tidak tidur. Itu hari selasa. Sampai aku bolos kuliah karena sangat tidak enak badan. Singkatnya hari selasa itu malam lagi. Aku pikir aku akan bisa tidur karena malam kemarin aku tidak tidur. Kusiapkan tempat tidurku senyaman mungkin, sengaja aku mempersiapkan diriku lebih awal di tempat tidur. Nyatanya aku tetap tidak tidur, bedanya malam ini sekujur tubuhku panas dan aku menggigil. Sampai aku mengetuk pintu kamar sebelahku memohon aku boleh tidur di kamarnya. Berharap dengan tidur bersama orang lain akan membuat perasaan nyaman dan akan tidur dengan mudah. Kenyataannya tidak. Aku tetap tidak tidur, panas, menggigil, dan lebih bodohnya aku hanya diam saja dan pasrah.

Dua hari tidak tidur terpaksa membawaku ke sebuah klinik kesehatan di dekat kosanku. Dan tetap bolos kuliah yang kesekian. Rasanya sudah lemas dan (tumben) tidak nafsu makan. Dokter menyarankan aku untuk cek darah. Ia menduga aku terkena ISK (infeksi saluran kencing) karena dia tau aku baru saja bermain di kolam renang. Namun, setelah cek darah nyatanya hasilnya negatif. Aku diresepkan obat dan pulang.

Aku meminum obat, tetap lemas, tetap tidak nafsu makan, tetap bolos kuliah, tambah muncul keringat dingin. Entah kenapa setiap kali setelah aku minum obat, tubuhku berkeringat dingin. Apa mungkin ini karena efek obat? Entahlah. Aku sakit apa? Entah juga.

Mungkin aku terlalu merasa bisa mandiri, bahkan dalam keadaan sakit seperti itu aku belum memutuskan diri untuk pulang ke rumah. Masih di jogja.

Tiga hari setelah aku minum obat aku tidak merasa lebih baik. Akhirnya aku memutuskan untuk berobat lagi ke dokter di puskemas, tidak di klinik itu lagi. Aku menceritakan keluhanku, menceritakan obatku, menceritakan semuanya, karena aku ingin sembuh. Dokter mengatakan bahwa ternyata keringat dingin yang muncul itu dikarenakan aku overdosis obat. Dari obat yang sebelumnya diberikan ternyata terdapat dua obat dengan jenis yang sama yang harusnya itu sebaiknya hanya diminum salah satu saja. Jika keduanya diminum bersamaan akan menyebabkan overdosis seperti yang aku alami. Oh begitu. Aku terlalu awam untuk menyadarinya.

Aku cek darah lagi. Negatif DB, negatif malaria, negatif tipes. Tapi jumlah sel darah putihku tinggal separuh di bawah normal. Apa itu yang membuat aku merasa super duper lemas seperti ini? Dokter memberi obat dan memberi pesan jika dalam waktu tiga hari masih tetap lemas, silahkan coba merujuk ke rumah sakit untuk rawat inap.

Oke setelah itu aku pulang kos dan mengabari orang tuaku tentang hal ini. Mendengarnya mereka langsung membuat keputusan untuk menjemputku dan membawaku ke rumah sakit di kampung halamanku. Kenapa harus menunggu tiga hari kalau bisa sekarang ditangani? Aku tidak punya pilihan lain. Aku menunggu mereka. tiga jam kemudian, mereka menemukanku tergeletak tak berdaya di ruang tamu kosanku. Bersambung-
0

0 komentar:

Posting Komentar