Aku ingin menuliskan pengalamanku
yang mungkin bisa aku ingat sepanjang hidupku. Masa dimana sepertinya aku
merasa “aneh”. Entahlah, sulit sih untuk menggambarkannya.
Suatu hari di tahun 2015, aku
merencanakan sebuah liburan ke Pandawa Water Park di Solo. Hari minggu di
minggu terakhir bulan Maret, aku ke solo berkunjung dan menginap di salah satu
sahabatku. Saat itu sebenarnya aku sudah merasa tidak enak badan, namun membayangkan
besok senin aku akan bersenang-senang cukup menguatkanku untuk meyakinkan diri
bahwa aku sehat-sehat saja. Walau pun malamnya aku pun tetap tidak bisa tidur,
aku hanya berpikir mungkin penyebabnya karena adaptasi di tempat yang baru.
![]() |
| Salah satu capture photo di salah satu sudut Pandawa Water Park |
Hari senin itu tiba, menyenangkan
sekali aku bisa bermain dengan air, mencoba berbagai wahana yang ada disana.
Berbekal kartu mahasiswa dan weekday, aku bisa mendapatkan potongan harga tiket
masuk yang lebih murah. Aku sangat menikmati suasana saat itu. Dari pagi sampai
tengah hari, berenang, basah, dan kepanasan.
Namun, yang akan aku ceritakan
bukan saat aku berada di sana. Aku ingin bercerita mengenai kejadian yang
terjadi setelah hari itu.
Masih ingat hari itu hari senin?
Sorenya setelah puas berenang. Aku pulang ke jogja. Kembali ke kosan. Aku belum
merasakan hal aneh yang terjadi. Hal itu baru aku rasakan pada malam harinya.
Biasanya ketika aku tidak bisa
tidur, hanya dengan mendengarkan radio, atau mendengarkan musik instrumental
favoritku, hanya dengan sekali atau dua kali putar saja aku bisa tertidur.
Namun entah kenapa malam itu aku benar-benar tidak bisa tidur. Aku hanya
berguling-guling di atas tempat tidurku. Mataku terpejam, namun rasanya
pikiranku masih hidup. Musik instrumentalku masih berputar, aku masih sadar
bahkan aku bisa menghitung sudah berapa kali musik itu berputar ulang. Ku ganti
dengan menghidupkan radio, dan rasanya masih sama. Aneh. Ada yang aneh dengan
diriku, dengan tubuhku. Aku selalu berusaha untuk tidur, namun setiap kali
menengok jam dan melihat jam sudah berada pada posisi dini hari, semakin
paniklah pikiranku. “Aku harus tidur. Aku harus tidur. Aku ingin tidur.”
Kata-kata itu terus menari-nari dalam pikiranu bahkan masih bisa mendengarkan
setiap kata yang muncul di radio. Ketika sampai kudengar adzan subuh, Ya Tuhan
aku belum tidur. Dan aku merasa aneh.
Ya kalian tau bagaimana rasanya
menjalani hari ketika malam sebelumnya kalian tidak tidur. Itu hari selasa. Sampai
aku bolos kuliah karena sangat tidak enak badan. Singkatnya hari selasa itu
malam lagi. Aku pikir aku akan bisa tidur karena malam kemarin aku tidak tidur.
Kusiapkan tempat tidurku senyaman mungkin, sengaja aku mempersiapkan diriku
lebih awal di tempat tidur. Nyatanya aku tetap tidak tidur, bedanya malam ini
sekujur tubuhku panas dan aku menggigil. Sampai aku mengetuk pintu kamar
sebelahku memohon aku boleh tidur di kamarnya. Berharap dengan tidur bersama
orang lain akan membuat perasaan nyaman dan akan tidur dengan mudah.
Kenyataannya tidak. Aku tetap tidak tidur, panas, menggigil, dan lebih bodohnya
aku hanya diam saja dan pasrah.
Dua hari tidak tidur terpaksa
membawaku ke sebuah klinik kesehatan di dekat kosanku. Dan tetap bolos kuliah
yang kesekian. Rasanya sudah lemas dan (tumben) tidak nafsu makan. Dokter
menyarankan aku untuk cek darah. Ia menduga aku terkena ISK (infeksi saluran
kencing) karena dia tau aku baru saja bermain di kolam renang. Namun, setelah
cek darah nyatanya hasilnya negatif. Aku diresepkan obat dan pulang.
Aku meminum obat, tetap lemas,
tetap tidak nafsu makan, tetap bolos kuliah, tambah muncul keringat dingin.
Entah kenapa setiap kali setelah aku minum obat, tubuhku berkeringat dingin.
Apa mungkin ini karena efek obat? Entahlah. Aku sakit apa? Entah juga.
Mungkin aku terlalu merasa bisa
mandiri, bahkan dalam keadaan sakit seperti itu aku belum memutuskan diri untuk
pulang ke rumah. Masih di jogja.
Tiga hari setelah aku minum obat
aku tidak merasa lebih baik. Akhirnya aku memutuskan untuk berobat lagi ke
dokter di puskemas, tidak di klinik itu lagi. Aku menceritakan keluhanku,
menceritakan obatku, menceritakan semuanya, karena aku ingin sembuh. Dokter
mengatakan bahwa ternyata keringat dingin yang muncul itu dikarenakan aku
overdosis obat. Dari obat yang sebelumnya diberikan ternyata terdapat dua obat
dengan jenis yang sama yang harusnya itu sebaiknya hanya diminum salah satu
saja. Jika keduanya diminum bersamaan akan menyebabkan overdosis seperti yang
aku alami. Oh begitu. Aku terlalu awam untuk menyadarinya.
Aku cek darah lagi. Negatif DB,
negatif malaria, negatif tipes. Tapi jumlah sel darah putihku tinggal separuh
di bawah normal. Apa itu yang membuat aku merasa super duper lemas seperti ini?
Dokter memberi obat dan memberi pesan jika dalam waktu tiga hari masih tetap
lemas, silahkan coba merujuk ke rumah sakit untuk rawat inap.
Oke setelah itu aku pulang kos
dan mengabari orang tuaku tentang hal ini. Mendengarnya mereka langsung membuat
keputusan untuk menjemputku dan membawaku ke rumah sakit di kampung halamanku. Kenapa
harus menunggu tiga hari kalau bisa sekarang ditangani? Aku tidak punya pilihan
lain. Aku menunggu mereka. tiga jam kemudian, mereka menemukanku tergeletak tak
berdaya di ruang tamu kosanku. Bersambung-

0 komentar:
Posting Komentar