Hei.. mengapa kamu peduli?
Sedang dia tak sebersitpun ada hal tentangmu?
Entah..
Mengapa kamu peduli?
Sedang dia tak akan pernah memikirkan luka mu.
Biar..
Kutanya lagi, mengapa peduli? Hal ini akan selalu terulang sepanjang hidupmu!
Biarkan saja.
Lagi, mengapa peduli? Sedang kau tak pernah memikirkan luka yang tak pernah kering itu.
Mungkin suatu saat kering.
Kapan? Ketika hal ini terulang. Lukamu akan selalu basah.
Salahku.
Lalu sampai kapan kau akan menyalahkan dirimu sendiri?
Sampai aku tidak ingat lagi pernah merasakan luka ini.
Sudahlah. Jangan pedulikan!
Tidak bisa.
Dasar bodoh.
Ya memang.
Kau ingin luka mu kering?
Tentu. Bagaimana?
Cari kebahagiaan lain! Buat saklar kebahagiaanmu sendiri! Jangan biarkan saklarmu dia pegang!
Tidak bisa. Bahkan aku tidak yakin saklar itu ada atau tidak untukku.
Aku heran denganmu.
Aku juga heran dengan diriku sendiri.
Lakukan sesuatu untukmu sendiri. Buat dirimu bahagia. Kumohon.
Aku hanya bisa menunggu.
Bodoh. Kau selalu bodoh.
Tidak. Aku hanya menunggu.
Baiklah terserah kau saja. Ingatlah, kebahagiaanmu kebahagiaanku.
Tentu saja. Kau adalah pikiranku.
Dan kau hatiku.
Rabu, 11 Mei 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar