Disini tertulis segala hal yang menjadi bagian dari goresan di atas kertas kehidupan sebagai sketsa dari gambar yang membentuk diriku.

Kamis, 29 Desember 2011

Dimana Ketulusan?

Untuk sebelum-sebelumnya aku hanya ingin menjadi teman yang baik. Teman yang mau berteman dengan siapa saja tanpa melihat posisi dan statusnya. Namun sekarang terpaksa aku harus mengubah kebiasaanku itu. Aku kira itu baik, namun ternyata itu mudah sekalii dimanfaatkan oleh mereka yang tidak berpegang dengan ketulusan. Mungkin karena aku gendut jelek ugly mereka menjadi mempermainkanku begitu saja.
Aku kira dengan kita teman sekelas saja pasti sudah sangat terbuka dan berpegang pada ketulusan dan keikhlasan untuk saling berteman. Aku tidak sampai mengira sejauh ini, sejauh mereka memamerkan kedekatan seseorang dengan diriku, yang buruk ini.
Menyaksikan semua ini, inginku marah, inginku mengumpat, inginku menangis. Aku benci, mengasihani diri yang begitu saja mudah dipermainkan.
Sebelum-sebelumnya, aku tenang dan senang-senang saja menerima kalian, namun sekarang aku menyesal.
Aku lebih tertarik memperhatikan hujan di luar daripada handphone yang berkali-kali berdering, memberi pertanda pesan masuk. Pesan dari kalian. Hujan lebih mengerti perasaanku,  dia turun ketika hatiku menangis.
Apa? Aku mudah dipermainkan? Iya? Oh, begitu. Terimakasih ya, rasanya sakit.
0

0 komentar:

Posting Komentar