Disini tertulis segala hal yang menjadi bagian dari goresan di atas kertas kehidupan sebagai sketsa dari gambar yang membentuk diriku.

Senin, 17 Oktober 2011

Keikhlasan dan Keberuntungan

Lewat moment senja tadi aku belajar akan dua hal. Keikhlasan dan keberuntungan. Sepertinya aku mulai mengerti akan kedua hal itu. 

Hari ini ada pertandingan sepak bola antar kelas. Dan entah kenapa mungkin sepanjang waktu pertandingan yang diadakan tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun yang lalu. Bukan beda dalam hal peraturan atau pun yang lainnnya. Namun yang berbeda kali ini terdapat dalam diri para suporternya. Entah kenapa mungkin ada salah satu pihak yang mungkin sedang tidak sreg dengan tim dari kelas kami. (Katanya) Mereka kemudian membuat sebuah koloni seperti memprovokasi teman-teman mereka untuk berbuat yang agak tidak pantas di lapangan. Dalam hal ini bukan berarti mereka membuang sampah sembarangan di tengah lapangan atau menyalakan kembang api ataupun membawa senjata tajam. Kali ini senjata tajam yang mereka bawa adalah kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Entah itu sebenarnya jujur dari dalam hati atau hanya sekedar ikut-ikutan dengan teman mereka. Tapi, tentu saja kata-kata mereka menyakitkan hati kami sebagai pihak lawan. Namun, akibat semua ini. Pertandingan yang pada landasan teorinya tertulis untuk menciptakan kerukunan dan kesetiakawanan menjadi sia-sia belaka. Nyatanya, pertandingan ini kisruh.
Dan yang ingin saya share-kan disini bukanlah peristiwa dimana kami saling adu mulut. Dimana kami jadi merasa dendam dengan mereka. Tapi tentang keikhlasan.

Aku salut dengan teman-temanku. Teman-teman dari tim kami. Entah itu pendukung ataupun pemainnya sendiri.  Ya mungkin bukan semuanya. Tapi tetap saja aku salut. Mereka ikhlaskan saja nama mereka menjadi bahan ejekan. Mereka ikhlas saja, mendengar mereka berceloteh dan menyorakan tim kami sebagai tim yang mungkin tidak bagus. Teman-temanku sungguh ikhlas. Ikhlas menerima kekalahan yang terjadi. Ikhlas tetap mendukung tim kami. bahkan, pemainnya pun tidak lalu patah semangat dengan hal itu. Walaupun sedikit tertatih, mereka sebagai pemain terus berusaha untuk memberikan yang terbaik. Sudah tak pedulu jatuh berguling di tanah berapa kali, sudah tak peduli bekas luka pertandingan lalu kembali basah, tak peduli kepala saling berbentur, mereka semua terluka pastinya, dan lelah. Namun, yang aku salutkan mereka semua ikhlas. Aku tidak bisa menceritakan secara rinci apa yang terjadi sore tadi. Tapi aku sungguh sangat kagum dengan sikap mereka. Dan keihlasan ini, telah membawa kami menuju suatu keberuntungan. Mungkin ada yang berkata, kami menang bukan dengan kemampuan sebenarnya kami. 
Ya, mungkin itu memang benar, kami menang memang bukan karena kemampuan kami yang terbatas ini, kami menang karena kami telah mengalami kegagalan, kami menang karena kami telah tertatih untuk mendapatkannya, dan yang paling utama dari semua itu adalah kami menang karena kami ikhlas menerima semua itu.
ternyata, apabila kita ikhlas akan suatu hal, apabila mungkin dengan ikhlas itu kita merasakan sakit, apabila mungkin dengan ikhlas itu kita mengalami kegagalan, tapi percayalah bahwa sebuah keihklasan akan membawa kita ke dalam keberuntungan yang lebih baik dalam hidup kita...


0

Minggu, 16 Oktober 2011

Table Manner


Yesterday on Sunday,16th October 2011, All student of grade 12 of SMA N 1 Purworejo joined table manner course in Hotel Santika jogjakarta. That hotel is very great. Cause, i thougt it was the more beautiful hotel that i had been ever visited.

#hags. kacau

0

Sabtu, 15 Oktober 2011

Yang Terlupakan

Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan, di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan
Bersama sebuah bayangan yang pernah terlupakan

Hati kecil berbisik, untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda, seribu sesal didepan mata

Seperti menjelma
Waktu aku tertawa, kala memberimu dosa

Oh maafkanlah, oh maafkanlah

Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah 'ku mencoba 'tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti

Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah 'ku mencoba 'tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti

Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini

Rasa sesal di dasar hati
Diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah 'ku mencoba 'tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti

#by aries - iwan fals
0

Jumat, 14 Oktober 2011

Dimana katanya dulu?


Senja, 18.34 WIB

Sekarang mungkin aku sadar apa arti dari sore yang berjalan datang lebih cepat dari biasanya ini. Sepanjang perjalanan pulang, udara dingin memang tidak terlalu menusuk kulitku. Kontras sekali dengan untaian beberapa kata (hanya beberapa kata) yang membuatku terhenyak dan merasa terjatuh (lebih tepatnya merasa dijatuhkan). Jantungku tidak terasa berhenti sejenak. Air mata juga tidak langsung mengalir begitu saja. Namun, hanya nafasku saja yang terasa lebih berat. Paru-paruku serasa mengkerut. Merasakan ini, kurengkuh badanku dan beranjak ke kamar, menyalakan lampu dan mulai menyusun kata-kata di tulisan ini. Mungkin ini berlebihan, yah tapi mau bagaimana lagi. Itu yang kurasakan.

Semuanya memang sudah berlalu. Seharusnya tidak ada yang bersalah dalam hal ini. Namun, sulit untuk tidak menyalahkanmu, karena aku TIDAK MAU untuk menyalahkan PERBEDAAN. Perbedaan bukan untuk dipersalahkan. Namun untuk dinikmati saja. Itu mungkin akan terasa lebih berkesan dan unik. Itu menurutku. Menurutmu tidakkah?

Semuanya mungkin sudah berlalu. Angin sudah lewat membawa debu yang lain. Bukan debu yang sama seperti beberapa detik yang lalu. Harusnya aku melupakannya. Tapi entah kenapa debu yang lewat beberapa detik lalu itu masih memiliki aroma yang sampai saat ini bisa kuingat. Debu itu bukan hanya sekedar debu. Bahkan aku bisa merasakan teksturnya. Seperti saat ini. Aku masih bisa mengingat apa yang telah kau lewatkan itu.

Apa katamu. Kau bilang setia. Ya memang benar. Kau pasti setia dengan seseorang yang bersamamu. Bukan dengan ORANG yang telah kau lewatkan.

Aku tak tau secara pasti dalamnya hati. Kau bilang tak mungkin bisa melupakan. Ya memang benar. Kau pengingat sejati. Kau pasti akan mengingat setiap detail orang yang saat ini sedang bersamamu, bukan dengan orang yang sudah berlalu.

Aku pernah mendengar tentangmu. Bukan darimu. Tentangmu. Tentang kita. Itu tidak mudah. Dan memang menurut pelajaran sejarah, kita itu sulit. Sebenarnya aku bisa mengatasinya. Namun kau tidak bisa. Aku menghargainya, karna aku tahu, kau memang pribadi yang jauh lebih baik daripada aku. 
Yang kubisa lakukan hanya berusaha untuk melakukan apa yang dikehendakiNya dan menjauhi apa yang Ia larang, berusaha menjadi lebih baik saja. It’s me. Tapi kamu? Bahkan telah bisa melakukan yang lebih baik dari itu. 

Dengan untaian beratus kata ini. Sepertinya aku SALAH mengambil hipotesis. Dan kesimpulan yang bisa ku ambil setelah menulis semua ini adalah aku TIDAK menyalahkanmu, yang bersalah dalam hal ini adalah AKU. Salah aku menjadi yang terlewatkan? Salah siapa aku mau saja mengingat hal-hal manis itu? Salah siapa aku mau merasakan apa cintanya? Salah siapa? Tentu saja salahku, karena aku dengan tulus menerimanya dan itu bukan paksaan. Dan inilah resikoku konsekuensi dari semuanya itu.  Terimakasih. Terimakasih..

NB: Maaf, aku bukannya membicarakanmu di belakang. Namun, hanya disinilah aku bisa bercerita. Dan mengalirkan gelombang hati ku Sebab, malam ini bulan tak datang.
 

0

Rabu, 12 Oktober 2011

Sembilan Che.. IX

ini background mading waktu kelas ix di SMP Negeri 2 Purworejo, tapi sayangnya au gak ikutan bikin sih.. Dulu belum bisa naek motor, kan jauh ya jarak sekolah ke rumah.. Lihat tuh, ada gambar sperma nggantung-nggantung....  jadinya kalo mau pelajaran biologi gak usah pake OHP lagi, udah ada gambarnya di mading belakang kelas... Mading ini dibikin sekitar rahun 2008, so, kalo ada yang mau nyari atau pengen liat ni mading silahkan cari di tempat sampah.
2