Right here, right now.
Entri Baru..
Sudah lama sekali sekiranya blog ini tidak aku buka. Berbagai hal yang biasanya tercurah dalam untaian beribu kalimat seakan terbuang menjadi gelombang suara yang berlari ke telinga orang yang menjadi lawan bicaraku,, tanpa kuabadikan dalam rangakaian huruf ini.Sekarang aku mencoba menangkap gelombang2 yang terlanjur terlepas ini dengan pikiran enginering yang selalu ia ingatkan.
Sekarang aku berada di kota ini, entah dulu apa yang melintas di pikiranku dan membuat aku mengambil suatu pilihan diluar perkiraanku. Aku memilih disini. Semenyesal dan sekecewanya aku mungkin ini memang menjadi konsekuensiku karena ini memang benar-benar pilihan yang sudah aku ambil.
aku berada di kota ini dengan awalan suatu perasaan berat yang mengacau. Berat ini terasa memberi suatu gelauan. Hahahahah. Aku terlalu keras berpikir. Suatu pernyataan sudah mengumum bahwa katanya "Tuhan selalu turut campur dalam perjalanan hidup kita." Namun, sesuatu yang menjadi pertanyaan adalah, apabila kita merasa menyesal dalam suatu pilihan yang telah diambil, akankah itu memang benar-benar Tuhan yang merencanakan atau kah karena kita yang salah dalam memilih suatu pilihan? Pertanyaan ini aku sampaikan kepada engineringku, sayang sekali dia tak bisa menjawabnya. Dan dalam suatu kesempatan di mana disitu di bahas mengenai suatu Kekatolikan Sejati, dengan seorang romo yang menjadi pembicara, aku mencoba untuk mengutarakan hal yang mengusik pikiranku tersebut. Dengan ini, akhirnya aku mendapat suatu jawaban yang cukup kuat untuk menjadi suatu yang bisa dipegang dan diyakini oleh hati ini.
Romo tersebut mengungkap. Kita sebagai manusia seperti yang lain, tak lepas dari suatu keinginan. Manusia itu makhluk yang tidak pernah puas, dalam setiap waktu dalam setiap kesempatan, ia pasti berharap akan sesuatu hal. Makadari itu, seorang katolik biasa dalam hal novena. Dalam novena, seseorang akan mengungkapkan sesuatu yang diinginkannya tersebut. Satu kesalahan manusia adalah dalam hal pilihan. Manusia sering tidak bisa menentukan mana pilihan dan keinginan yang benar-benar menjadi suatu prioritas untuk bisa di dapatkan. Bila kita menyesal akan suatu hal, kita tidak bisa menyalahkan Tuhan begitu saja. Itu mungkin karena kesalahan kita yang kurang tepat dalam memilih. Dan mulai sekarang, hal yang harus kita ubah adalah pandangan pernyataan hidup kita yaitu Tuhan memberi bukan apa yang kamu inginkan, melainkan apa yang kamu butuhkan. Dengan ini, saat ini yang perlu kamu lakukan adalah bersyukr dan memanfaatkan segala yang ada, Tuhan mungkin mempersiapkan ini karena memang inilah yang kita butuhkan terlebih dahulu. Mulai sekarang, belajarlah untuk memprioritaskan segala keinginan dengan baik.

0 komentar:
Posting Komentar