Beberapa kali hapeku berbunyi. Lalu dengan cepat aku membaca, mengetik dan membalas sms-sms yang masuk di inbox hapeku itu. Aku sedang tidak dalam posisi menghibur diri saat ini, aku sedang bingung untuk memilih bimbel yang nantinya ingin aku ikuti di kelas tiga nanti.
Sayang sekali, tak satu pun bimbel yang menarik perhatianku. Ahh, sial. Aku benci bingung.
Aku bangkit dari tempat tidur, membuka-buka tas untuk mencari kalkulator. Oke, sekarang aku mencoba menggunakan otakku sedikit. Aku menghitung besar biaya yang kira-kira akan digunakan untuk biaya bimbel atau les nantinya. Yeah, lebay sekali diriku ini.
Kuambil buku diary agenda hitam tebal yang ada di rak buku. Kok mulai agak lusuh, batinku. Kubuka halaman terakhir dan mulai kucoret-coret isi di dalamnya. Dan tiba-tiba aku berhenti menulis di baris keempat, ada yang mengusikku untuk kembali membuka halaman-halaman yang ada di bagian depan.
Kenapa banyak sekali bekas steples berkarat di buku itu? Semakin menambah kesan buku tua. Aku penasaran, kubuka halaman pertama disitu tertulis tanggal 31 Juli 2006, hampir enam tahun yang lalu. Aku ingat, aku pernah berusaha agar aku tidak membaca kembali tulisan-tulisan yang aku tulis. So, beberapa lembar dari diary itu aku steaples.
Dan kemudian, otak kananku kembali mencari-cari hal-hal yang dimulai pada tanggal-tanggal itu.
Flashback memory.
Ada seseorang yang membuat ku memulai menulis semua hal yang ada di dalam buku diary ini.
Dia. Aku bukan pertama kalinya bertemu dengannya di tempat itu, tapi tempat itu yang membuat aku pertama kalinya merasakan percikan-percikan kecil yang mengenangkan, bukan kisah yang indah tapi aku yang berusaha untuk mengindahkannya sendiri hingga saat ini.
Senin, 20 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hayooo
BalasHapushehehehe... iseng nis.
BalasHapus