Perih - put it back on

tak terasa, semua yang dulu pernah dmulai dan berjalan dengan indah,
semakin lama, seiring waktu yang berputar,
semua itu pun ikut berputar...
semakin hilang rasa indah,

ingin tetap diindahkan,
tapi sulit untuk dipertahankan,

pernahlah kita bersama,
berstu untuk merangkai masa depan,

tak selayaknya dan tak sepantasnya,
semuanya berakhir hanya dengan alasan ke-egoisan...

satu, memperlihatkan senyum indah dengan hati yang penuh luka,
dua, mengalir air mata, sendu...
tiga, munafik dalam dada, sakit, namun tak ingin mengakuinya,
empat, sungguh kecewa menunggu inisiatif agar kau peduli padaku....

gejolak ini bergelombang...
rasa ini tak mungkin ku tahan,

mungkin ku bisa jadi gila,
tapi rasa ini munafik jadinya,

sudahlah,

note: segila-gilanya perih, marilah kita jalani hidup,
awali sesuatu yang baru, masih banyak yang ada di sekeliling kita, yang lebih penting dan harus kita lakukan, air mata biarlah mengalir tak apa, karena kita masih bisa menghapusnya....
teman2...


hikhik.. aku sempat lupa aku pernah menulis ini. Tepatnya pada tanggal 10 April 2010. Aku ingat, saat itu sedang terjadi konflik yang tidak mengenakan di kelas X-5. Sebenarnya aku sudah lupa, tentang apa konflik itu bisa terjadi. Tapi, hal itu akan tetap menjadi kenangan kami

Read More

Percikan-percikan Kecil

Beberapa kali hapeku berbunyi. Lalu dengan cepat aku membaca, mengetik dan membalas sms-sms yang masuk di inbox hapeku itu. Aku sedang tidak dalam posisi menghibur diri saat ini, aku sedang bingung untuk memilih bimbel yang nantinya ingin aku ikuti di kelas tiga nanti.
Sayang sekali, tak satu pun bimbel yang menarik perhatianku. Ahh, sial. Aku benci bingung.

Aku bangkit dari tempat tidur, membuka-buka tas untuk mencari kalkulator. Oke, sekarang aku mencoba menggunakan otakku sedikit. Aku menghitung besar biaya yang kira-kira akan digunakan untuk biaya bimbel atau les nantinya. Yeah, lebay sekali diriku ini.

Kuambil buku diary agenda hitam tebal yang ada di rak buku. Kok mulai agak lusuh, batinku. Kubuka halaman terakhir dan mulai kucoret-coret isi di dalamnya. Dan tiba-tiba aku berhenti menulis di baris keempat, ada yang mengusikku untuk kembali membuka halaman-halaman yang ada di bagian depan.

Kenapa banyak sekali bekas steples berkarat di buku itu? Semakin menambah kesan buku tua. Aku penasaran, kubuka halaman pertama disitu tertulis tanggal 31 Juli 2006, hampir enam tahun yang lalu. Aku ingat, aku pernah berusaha agar aku tidak membaca kembali tulisan-tulisan yang aku tulis. So, beberapa lembar dari diary itu aku steaples.

Dan kemudian, otak kananku kembali mencari-cari hal-hal yang dimulai pada tanggal-tanggal itu.

Flashback memory.

Ada seseorang yang membuat ku memulai menulis semua hal yang ada di dalam buku diary ini.

Dia. Aku bukan pertama kalinya bertemu dengannya di tempat itu, tapi tempat itu yang membuat aku pertama kalinya merasakan percikan-percikan kecil yang mengenangkan, bukan kisah yang indah tapi aku yang berusaha untuk mengindahkannya sendiri hingga saat ini.

Read More

What if - Mocca

What if I give you my smile?
Are you gonna stay for a while?
What if I put you in my dreams tonight?
Are you gonna stay 'till it's bright?

What if I give you my story?
Are you gonna listen to me?
What if I give you my heart?
Are we never gonna be apart?


Reff :
Come on baby, try harder
Come on baby, light my fire
Come on baby, be mine
'Cause you're the one I wanted to be

What if... if I do ignore you?
Will you just walk away and cry?
What if I did disappoint you?
Are you gonna say goodbye?

Come on baby, try harder
Come on baby, light my fire

Come on baby, be mine
'Cause you're the one I wanted to be

What if I try to catch a flying snitch?
Are you gonna come with me?
What if I give you my song?
Are we gonna sing along?

Come on baby try harder
Come on baby light my fire
Come on baby be mine
'Cause you're the one I wanted to be

Come on baby try harder
Come on baby light my fire
Come on baby be mine
'Cause you're the one I wanted to be

What if... if you leave me right here?
I'm right here and waiting for you

Read More

Afternoon Share

Hoahmm…

“Main yug Na?” Terlihat tulisan di layar hape buntutku. Kulihat nama sender nya “Rian”.

Sumpah aku mulai males dengan orang itu. Sebab entah kenapa akhir-akhir ini dia mulai akrab dan perhatian sekali denganku. Dan aku benci dengan hal itu. Sebab menyenangkan bila aku dan dia hanya ada status sebagai teman. Yep, just an ordinary simple friend so I can tell him all about me honestly.

Dan aku tidak membalas smsnya.

Hari ini hari libur, lumayan juga ada hari libur di tengah ujian akhir semester ini. Mungkin bagi teman-temanku yang lain hari libur ini adalah hari kesempatan untuk bisa belajar lebih banyak. Tapi tidak bagiku, oh my God… Kenapa aku malas sekali jadi orang. Semalam saja aku tidur lebih awal dan tadi pagi aku bangun lebih siang. Setelah bangun, aku lebih memilih untuk bermain di depan layar leptop daripada di depan lembaran kertas buku-buku yang membuatku mengantuk itu.

Aku jadi ingat kata-kata ayahku, katanya apa yang aku inginkan itu terlalu muluk-muluk tapi aku tidak pernah berusaha keras untuk mencapai apa yang aku inginkan itu.

Kembali ke siang ini.
Aku bosan.

Entah kenapa aku kadang merasa bosan menjalani hidupku yang flat ini. Padahal aku harus mensyukurinya sebab aku jarang sekali mendapat dilemma yang cukup besar. Aku sering heran, bila mendengar cerita teman-temanku mengenai hidupnya.Kok sepertinya apa yang mereka alami itu rumit sekali ya? Mereka jadi bisa nangis dengan tiba-tiba, tampil badmood, terus ada yang bilang yug jadi pake topeng, dll. Ckckck.

Sebenernya, hidupku disbanding hidup mereka itu berat mana sih? Oiya, aku sadar mungkin ya sama saja, tapi beda cara dalam memandang dan menanggapi masalah tersebut. Buktinya, temanku ada yang begitu santainya menjalani hidup dan berbagai masalah, dengan itu malah dia mempunyai pengalaman2 yang lebih dari yang lainnya. And they are more interesting than other.

Ya sudahlah, aku Cuma pengen nulis ini aja..

Read More